Halo Sobat Tani, tahukah kamu tanaman indigofera? Nah, kali ini sinautani.com akan mengulik seputar tanaman indigofera. Tanaman ini memiliki banyak manfaat lho. Untuk membudidayakannya juga tidak sulit kok. Berikut ini ulasannya dan silahkan membaca.
Termasuk Famili Kacang Polong
Indigofera, tanaman genus besar dalam famili kacang polong Fabaceae. Sebagian besar spesies tanaman ini adalah semak belukar dan tumbuh merambat, walaupun beberapa pohonnya kecil dan tanaman keras. Daunnya sebagian besar berbentuk menyirip. Bunga-bunganya tumbuh berwarna merah. Tetapi beberapa yang lain ada yang berwarna kuning dan putih. Buahnya polong dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Tanaman ini memiliki sekitar 750 jenis, tersebar luas di seluruh wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Sebagian besarnya tumbuh di Amerika, Afrika, dan Asia. Salah satunya Asia Tenggara, di wilayah ini tanaman indigofera tumbuh subur. Adapun di Indonesia diperkirakan tanaman ini masuk sekitar tahun 1900. Di dalamnya ada sekitar 40 jenis tanaman indigofera yang tersebar di wilayah tersebut. Daerah Sumatera, Jawa, Sumba, dan Flores menjadi daerah yang paling banyak ditumbuhi tanaman ini.
Manfaat Tanaman Indigofera
Masyarakat Indonesia sendiri lebih familiar mengenal tanaman indigofera dengan nama pohon nila. Ia berkembangbiak dari bijinya melalui sistem generatif. Tetapi biasanya tanaman ini dibudidaya dengan sistem generatif atau stek.
#1 Pakan ternak
Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Di luar negeri sendiri banyak yang melakukan demikian. Menurut penelitian, tanaman indigofera mengandung fosfor, kalsium, dan nitrogen yang diperlukan sebagai nutrisi bagi hewan ternak seperti kambing, domba, dan sapi.
Di Indonesia sendiri, tanaman indigofera mulai digalakkan sebagai pakan ternak pada tahun 2009 oleh Prof. Luki Abdullah, peneliti IPB (Institut Pertanian Bogor). Penelitiannya bersama tim mengembangkan konsep baru pakan yang dinamai Konsentrat Hijau berbasis Indigofera.
Bahkan, hasil penelitian tersebut disambut baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan dibuatkannya program GENDIR (Gerakan Indigofera). Oleh karena itu, sekarang tanaman indigofera banyak dibudidaya di Jawa barat.
#2 Media konservasi tanah
Di sisi lain, tanaman ini lebih sering dimanfaatkan untuk media konservasi tanah agar tanah tersebut terjaga kesuburannya dan tercegah dari erosi. Bentuknya yang indah banyak yang menjadikannya tanaman hias. Bahkan, bunganya dapat dimanfaatkan juga sebagai bahan pewarna alami kain warna nila. Kini, tanaman ini telah diolah menjadi sintesis pewarna buatan.
#3 Pewarna kain
Asal muasal pemanfaatan tanaman indigofera sebagai pewarna kain sudah berlangsung sangat lama. Bermula sejak ditemukannya tanaman ini di Huaca Prieta. Masyarakat disana mencelupkan kain ke rendaman air tanaman ini untuk mewarnai kain. Hingga akhirnya tanaman ini dikenal luas sebagai pewarna kain sejak Mesir memanfaatkannya lebih dari 1.500 tahun. Barulah sejak akhir abad ke 18, tanaman indigofera mulai menyebar ke Eropa dan Amerika pada saat penjajahan Afrika.
#4 Obat-obatan
Selain itu, tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan alami. Misalnya saja beberapa jenis tanaman ini dapat diolah menjadi analgesik dengan aktivitas anti-inflamasi, bukan anodin untuk digunakan mengurangi rasa sakit. Adapun di Arab, tanaman indigofera jenis khedaish -dalam nama Arab- digunakan untuk mengobati sakit gigi dan jenis hasr -dalam nama Arab- untuk anti-inflamasi sengatan serangga, gigitan ular, dan pembengkakan. Sedangkan di Kenya, masyarakat Maasai mengolah tanaman ini untuk sikat gigi.
Menanam Tanaman Indigofera
Banyaknya manfaat tanaman indigofera dan mudahnya tanaman tersebut beradaptasi di berbagai tempat membuat banyak orang yang ingin membudidayakannya. Tanaman indigofera dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan tidak kurang dari 1.750 mm/tahun dan ketinggian mulai dari 1 hingga 1800 mdpl.
Asalkan, mendapatkan langsung limpahan pancaran sinar mentari. Dalam kondisi seperti itu, tanaman ini dapat tumbuh subur dan daunnya lebat serta tumbuh bunga yang banyak.
Bila ingin melakukan pembibitan, sediakan polybag berdiameter antara 8 sampai 10 cm. Kemudian isilah tanah yang subur dicampur pupuk kandang pada polybag tersebut sebagai media tanam. Tetapi jika bibit dari stek maka langsung saja tanam dalam polybag.
Bila memakai biji untuk mengembangbiakan, pilihlah biji yang sudah tua. Rendam biji selama 12 jam dalam air dingin. Kemudian, buanglah biji yang tergenang di permukaan air. Sebab, biji tersebut kualitasnya tidak bagus. Selanjutnya, tanam biji ke dalam polybag. Setiap polybag dapat ditanam sebanyak 4 atau 5 butir biji.

Pemeliharaan Tanaman Indogofera
Setelah ditanam, siramlah polybag setiap hari secukupnya. Pastikan siraman air tidak terlalu banyak sehingga menggenang. Sebab, air yang menggenang tersebut akan membikin biji atau batang tanaman menjadi busuk.
Usahakan gunakan pupuk kandang atau pupuk organik saja, tidak perlu menggunakan pupuk kimia. Akar tanaman indigofera dapat dengan baik menyerap nitrogen dari udara sehingga tidak memerlukan pupuk kimia.
Setelah usia tumbuhan mencapai 2 hingga 3 bulan, bibit tanaman dapat dipindahkan ke tempat permanen. Akan tetapi, persiapkan terlebih dahulu gundukan di tempat tersebut berjaga-jaga agar tidak terjadi genangan air saat turun hujan sehingga akar dan batang tanaman terjaga.
Pemanenan
Memasuki usia sekitar 3 hingga 4 bulan di tempat permanen, tanaman indigofera sudah dapat dipanen. Setiap 90 hari tanaman tersebut dapat dipanen dan begitu seterusnya sampai produktivitas tanaman habis atau hingga usia tanaman mencapai lebih dari 3 tahun.
Disaat memanen, babat daun beserta batangnya. Bila ingin memanen tanaman ini untuk pewarna kain alami, lakukanlah pada pagi hari antara jam 4 sampai jam 6. Adapun jika untuk keperluan selain itu, tanaman bisa dipanen pada sore hari.
Demikian sobat tani ulasan mengenai tanaman indigofera dari manfaat dan cara menanamnya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan selamat mencoba.