Halo Sobat Tani, adakah yang ingin belajar budidaya jamur tiram? Siapa saja dapat melakukannya lho, termasuk bagi yang baru mau mencobanya. Tanaman satu ini dikenal lezat jika diolah menjadi makanan. Nah, sinautani.com akan menyajikan tulisan mengenai budidaya jamur tiram bagi pemula. Selamat membaca!
Tidak Termasuk Jamur Beracun
Teksturnya yang kenyal, menjadikannya salah satu jenis makanan nabati yang banyak diburu.
Tentunya, untuk jenis jamur satu ini aman untuk dikonsumsi alias tidak beracun. Perlu diketahui, tidak semua jenis jamur boleh dimakan.
Jamur tiram, bernama latin pleurotus ostreatus, termasuk jenis jamur yang mudah tumbuh. Di alam liar, ia mudah ditemukan tumbuh di pohon mati atau batang-batang pohon yang jatuh. Sifatnya yang tidak beracun dan baik untuk kesehatan, membuat jamur ini kemudian dibudidaya. Menurut grocycle.com, jamur ini dibudidayakan pertama kali di Jerman pada Perang Dunia ke-2.
4 Cara Budidaya
Pertumbuhan jamur tiram relatif cepat dan tahan terhadap organisme pesaing. Ia akan mudah tumbuh di berbagai bahan substrat. Nah, untuk memulai menanamnya akan dibagi ke dalam 4 fase utama, diantaranya:
1. Inokulasi
Pada fase ini, bibit jamur tiram dicampur dengan bahan substrat, sumber bahan makanan yang memungkinkan pertumbuhan miselium. Tujuan substrat ini, selain menyediakan sumber makanan, juga nutrisi yang bersih dari mikroorganisme lain yang mengganggu miselium jamur. Subtsrat jamur ada bermacam-macam, diantaranya:
– Jerami dan Karton
Jerami dan karton adalah substrat yang umum digunakan untuk budidaya jamur tiram. Harganya yang murah, dan mengandung nutrisi yang cukup baik untuk kesuburan jamur.
Dalam pemakaiannya, jamur dan karton direndam dalam air panas bersuhu sekitar 65-80 derajat celcius, atau dengan air dingin yang mengadung pH tinggi selama 12-18 jam.
– Pelet Serbuk Gergaji
Pelet serbuk gaji yang sudah dipasteurisasi bagus unstuk substrat, dengan ditambah air dingin seberat pelet. Kemudian, pelet direndam dalam air tersebut selama 30 menit, lalu campur keduanya untuk meleburkan pelet tersebut.
– Ampas Kopi
Limbah ampas kopi yang melimpah, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai substrat. Asalkan ampas kopi tersebut sudah dipasteurisasi. Apalagi, proses pembuatan kopi sendiri juga turut membantu pembentukan substrat.
Ampas kopi nanti diberi ragi, kemudian biarkan selama 24 jam supaya meragsang miselium. Bila dicampur dengan jerami akan membuat substrat menjadi lebih baik.
Selain keempat bahan diatas, dapat juga menggunakan ampas tebu, dan limbah kapas sebagai substrat. Kemudian, inokulasi, proses menambahkan bibit jamur ke substrat, dilakukan. Sebelum melakukannya, pastikan tangan dalam keadaan bersih dengan membersihkannya mengenakan sabun.
Disaat akan memasukkan substrat ke media tanam, periksa terlebih dahulu substrat, terlalu kering atau terlalu basah. Sebab, pada proses ini kadar air dalam substrat tidak boleh kelebihan atau kekurangan, untuk proses pesteurisasi melembabkan substrat.
Selanjutnya, campurkan sustrat dengan jamur ke dalam wadah, bisa dari plastik polybag, ember, atau yang lain. Kemudian tutup atasnya dengan plastik. Lalu buatlah lubang kecil selebar 0,5 mm setiap jarak 10 cm di sekitar bibit sebagai filter udara untuk pertukaran udara.
2. Inkubasi
Kantong-kantong tersebut dipindahkan ke ruangan gelap dengan suhu yang hangat, sekitar 20-24 derajat celcius, untuk inkubasi dan memulai fase pertumbuhan pertama.
Fase ini membutuhkan waktu selama 10-14 hari untuk bibit mengalami pertumbuhan jaringan penuh benang miselium, seperti akar .dan tumbuh menyebar pada substrat.
Miselium sendiri adalah pertumbuhan vegetatif, seperti akar, dan sangat penting untuk budidaya jamur tiram.
Bila nantinya hanya sedikit jamur yang muncul, berarti bibit yang lain akan menyusul. Tetapi, kalau banyak, berarti pertumbuhannya akan gagal. Maka, buatlah kompos dan memulainya kembali dari awal.
3. Berbuah
Setelah bibit jamur tumbuh menyebar, waktunya jamur tumbuh membesar. Selama dalam proses itu, baiknya tanaman berada dalam kondisi yang optimal, sebagai berikut:
- Tingkat Cahaya Rendah
Baiknya jamur tidak terpapar sinar matahari langsung dan berada pada tempat yang teduh, karena jamur tidak mendapat energi dari cahaya.
- Udara Segar
Sirkulasi oksigen yang lencar membantu pertumbuhan jamur. Oleh karenanya, lubang pada wadah memberikan filter udara sekaligus merangsang miselium.
- Kelembaban
Semprotkan air secara rutin 2 kali sehari, agar substrat terhidrasi dan menjadi lembab, sehingga menghindarkan jamur dari kekeringan saat berkembang.
- Suhu Dingin
Ummnya jamur tiram akan tumbuh pada suhu yang dingin, sekitar 10-30 derajat celcius. Selama dalam kondisi itu, jamur akan cepat berbuah.
Berikutnya, 7 hari kemudian, jamur kecil akan bermunculan dari lubang. Lalu, 5-7 hari berikutnya, perkembangan jamur akan mulai terlihat, kemudian akan terus bermuculan setiap harinya. Pada kondisi demikian, semprot terus sebanyak 2 kali sehari untuk menjaga kelembaban.
4. Panen
Terhitung, 7 hari setelah berbuah, jamur sudah bisa dipanen. Panen jamur sebelum mulai menjatuhkan banyak spora. Walau pada awalnya sulit untuk memanennya, tetapi nantinya akan terbiasa. Pilih ujung tutup jamur yang rata, kemudian putar jamur dengan tangan atau potong dengan pisau atau gunting.
Biasanya, jamur dapat dipanen sebanyak 3 kali sebelum miselium habis. Setelah jamur dipanen, ia akan tumbuh setiap 7-14 hari. Berarti, masa tumbuh jamur kurang sekitar 5-8 minggu untuk 3 kali panen.
Penutupan
Itulah tahapan budidaya jamur yang mudah untuk dilakukan siapa saja, terutama pemula. Meski awalnya akan terasa sulit untuk dilakukan, tetapi lama-kelamaan bila sudah terbiasa akan terasa mudah dilakukan. Apalagi, tidak memerlukan banyak peralatan dalam membudidayakannya, sehingga tidak dibutuhkan biaya yang banyak. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Sobat Tani. Selamat mencoba!