Komputasi awan adalah salah satu slogan terpanas dalam bisnis saat ini. Ini telah mengubah cara organisasi menyimpan, mengakses dan berbagi informasi, berkolaborasi dan mengelola sumber daya komputasi. Dengan munculnya internet, komputasi awan telah memberikan cara baru dalam menjalankan bisnis dengan memungkinkan perusahaan untuk naik di atas infrastruktur TI lokal konvensional.
Komputasi awan menawarkan fleksibilitas, efisiensi, skalabilitas, keamanan, peningkatan kolaborasi, dan pengurangan biaya bagi bisnis modern. Sementara pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi cloud, ketergantungan pada teknologi cloud akan berlanjut pada tahun 2022, terutama dengan pekerjaan hybrid yang menjadi pusat perhatian. Jadi, apakah suatu organisasi sudah menggunakan layanan cloud atau berencana untuk di tahun mendatang, sangat penting untuk memahami dasar-dasar komputasi awan untuk memanfaatkan sepenuhnya solusi yang didukung cloud.
Apa manfaat komputasi awan?
Menurut penjelasan Cloudhandal.com selaku Cloud hosting Indonesia, Komputasi awan memungkinkan bisnis untuk beroperasi secara virtual dari mana saja dan dengan lebih efisien. Beberapa manfaat komputasi awan antara lain:
- Penghematan biaya: Salah satu manfaat terbesar dari komputasi awan adalah pengurangan biaya. Karena bisnis tidak perlu membangun infrastruktur TI mereka sendiri atau membeli perangkat keras atau peralatan, ini membantu perusahaan mengurangi biaya modal secara signifikan.
- Fleksibilitas/skalabilitas: Komputasi awan menawarkan fleksibilitas yang lebih besar untuk bisnis dari semua ukuran. Apakah mereka membutuhkan bandwidth ekstra, daya komputasi atau ruang penyimpanan, mereka dapat dengan mulus meningkatkan atau menurunkan sumber daya komputasi tergantung pada kebutuhan dan anggaran mereka.
- Keamanan: Keamanan data merupakan perhatian utama bagi bisnis saat ini. Vendor cloud menyediakan fitur keamanan tingkat lanjut seperti autentikasi, manajemen akses, enkripsi data, dll., untuk memastikan data sensitif di cloud ditangani dan disimpan dengan aman.
- Mobilitas: Komputasi awan memungkinkan pengguna untuk mengakses data perusahaan dari perangkat apa pun, di mana pun dan kapan pun, menggunakan internet. Dengan informasi yang tersedia dengan mudah, karyawan dapat tetap produktif bahkan di perjalanan.
- Peningkatan kolaborasi: Aplikasi cloud memungkinkan bisnis untuk berkomunikasi dengan lancar dan mengakses serta berbagi informasi dengan aman, membuat kolaborasi menjadi sederhana dan tidak merepotkan. Komputasi awan memberdayakan banyak pengguna untuk mengedit dokumen atau mengerjakan file secara bersamaan dan transparan.
- Pemulihan bencana: Kehilangan data dan waktu henti dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada bisnis dalam berbagai ukuran. Vendor cloud besar dilengkapi dengan baik untuk menahan peristiwa mengganggu yang tidak terduga, seperti kegagalan perangkat keras/lunak, bencana alam, dan pemadaman listrik, untuk memastikan ketersediaan aplikasi yang tinggi dan kelangsungan bisnis.
- Pembaruan otomatis: Melakukan pembaruan perangkat lunak di seluruh organisasi secara manual dapat menghabiskan banyak waktu staf TI yang berharga. Namun, dengan komputasi awan, penyedia layanan secara teratur memperbarui dan memperbarui sistem dengan teknologi terbaru untuk menyediakan bisnis dengan versi perangkat lunak terbaru, server terbaru, dan kekuatan pemrosesan yang ditingkatkan.
Apa kerugian dari komputasi awan?
Menurut penjelasan Cloudhandal.com selaku Unlimited Hosting Murah, Keuntungan beroperasi di cloud sangat besar. Namun, ada kelemahan tertentu yang harus diperhatikan perusahaan sebelum memutuskan untuk beralih ke cloud. Tercantum di bawah ini adalah lima kelemahan teratas dari komputasi awan.
- Waktu Henti: Karena sistem komputasi awan sepenuhnya bergantung pada internet, tanpa koneksi internet aktif, bisnis tidak dapat mengakses data atau aplikasi yang dihosting di awan. Google mengalami tiga pemadaman parah pada tahun 2020 yang memengaruhi sebagian besar layanan dan penggunanya di seluruh dunia.
- Penguncian vendor: Memigrasikan beban kerja dan layanan perusahaan dari satu penyedia cloud ke penyedia cloud lainnya merupakan tantangan utama dalam komputasi cloud. Perbedaan antara lingkungan cloud dapat menyebabkan masalah kompatibilitas atau integrasi. Jika transisi tidak ditangani dengan benar, ini dapat mengekspos data organisasi ke kerentanan keamanan yang tidak perlu.
- Kontrol terbatas: Karena infrastruktur cloud sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh vendor cloud, bisnis yang menggunakan layanan komputasi cloud memiliki kontrol terbatas atas data, aplikasi, dan layanan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memiliki perjanjian lisensi pengguna akhir (EULA) yang tepat untuk memahami apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh bisnis dalam infrastruktur cloud.
- Keamanan: Salah satu perhatian utama dalam menyimpan data sensitif perusahaan di cloud adalah keamanan. Meskipun penyedia layanan cloud menerapkan langkah-langkah keamanan tingkat lanjut, menyimpan file rahasia di server jarak jauh yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh pihak ketiga selalu membuka risiko keamanan. Ketika sebuah organisasi mengadopsi model komputasi awan, tanggung jawab keamanan TI dibagi antara vendor awan dan pengguna. Dengan demikian, masing-masing pihak bertanggung jawab atas aset, proses, dan fungsi yang mereka kendalikan.
- Kehilangan atau pencurian data: Menyimpan data penting di pusat data virtual dapat membuka pintu ke berbagai risiko yang dapat menyebabkan kehilangan data, seperti kesalahan konfigurasi cloud, pencurian informasi, pelanggaran keamanan, kredensial yang dicuri, dll. Selain itu, penyedia layanan cloud, seperti Microsoft dan Google, mengikuti model tanggung jawab bersama, di mana vendor bertanggung jawab atas ketersediaan aplikasi dan segala sesuatu yang menyertainya, sementara pelanggan tetap bertanggung jawab atas data aplikasi, administrasi, dan manajemen pengguna.