Halo sobat tani, apakah ada yang asing dengan sayur kangkung? Sayur ini sangat familiar dalam hidangan masakan indonesia. Selain mudah didapat di pasar, banderol harga kangkung juga murah dan terjangkau. Kali ini, sinautani.com akan berbagi tulisan mengenai budidaya kangkung.
Mengenal tanaman Kangkung
Kangkung, tanaman dengan nama latin Ipomoea aquatica forsk termasuk tanaman sayuran yang aman untuk dikonsumsi. Kini, tanaman ini tersebar luas di berbagai negara. Tetapi, konon, kangkung dianggap tanaman ilegal di Amerika.
Sebab, sebuah penelitian menunjukkan terdapat kandungan senyawa alkaloid ergoline dalam bunga, daun, dan bijinya. Senyawa tersebut dimanfaatkan sebagai entheogen (sebutan senyawa psychoactive yang digunakan dalam kegiatan keagamaan) sejak berabad-abad lampau.
Selain itu, biji kangkung juga menghasilkan efek yang sama seperti LSD (lysergic acid diethylamide), termasuk dalam zat psikotropika dan dilarang peredarannya, dalam jumlah yang banyak.
Berdasarkan jenisnya, kangkung terbagi menjadi dua, kangkung darat (Ipomoea Reptans) dan kangkung air (Ipomoea Aquatica).
Keduanya memiliki perbedaan yang mecolok pada bentuk daun dan warna bunganya. Kangkung darat ujung daunnya runcing berwarna hijau terang dan warna bunganya putih. Sedangkan kangkung air ujung daunnya membulat atau lebar berwarna hijau gelap dan warna bunganya keungu-unguan.
Tentunya, perbedaan jenis ini juga mempengaruhi perbedaan cara merawat keduanya. Semisal, memanen kangkung darat dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dengan dipotong.
Mudah ditanam, kangkung darat dapat dibudidaya di dataran rendah maupun dataran tinggi. Asalkan, tanaman kangkung mendapatkan sinar matahari dan curah hujan yang cukup supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Tak heran bila stok kangkung darat sekarang banyak dijajakan di pasaran ketimbang kangkung air. Sedangkan kangkung air oleh masyarakat, kebanyakan dikonsumsi dan ditanam secara subsisten.
Bersiklus panen cepat dan resisten terhadap hama, membuat kangkung darat lebih mudah dibudidaya. Namun, stoknya yang banyak di pasar membuat harga kangkung relatif murah ketimbang sayuran lainnya. Kecuali kangkung darat yang dibudidaya secara organik, harganya relatif lebih tinggi. Perawatan secara organik memiliki nilai tambah tersendiri.
Cara Menanam Kangkung
Bagaimana cara budidaya kangkung? Kangkung dapat ditanam dengan stek dan biji. Tetapi, petani lebih suka menanam kangkung darat dengan biji. Nah, bagaimana cara menanamnya? Berikut inilah langkah-langkahnya:
1. Siapkan Biji
Biji yang berkualitas akan tumbuh menjadi tanaman yang berkualitas juga. Begitupun dengan pentingnya memilih biji kangkung yang berkualitas. Terdapat beberapa biji kangkung berkualitas yang banyak dikenal umum, seperti varietas Sutra dan Bangkok.
Biji Sutera sendiri sudah dikenalkan sejak tahun 1980-an oleh pemerintah Indonesia sebagai biji kangkung yang berasal dari kangkung Hawai. Namun, sekarang biji ini tidak banyak beredar. Justru biji kangkung yang banyak beredar keluaran dari Bisi dan Panah Merah yang berasal dari Jawa Timur.
Pilihlah biji kangkung yang baru, bukan yang sudah disimpan lama lebih dari setahun. Sebab, biji kangkung yang seperti itu produktivitiasnya sudah menurun. Biji kangkung darat yang baik dengan produktivitas yang tinggi akan tumbuh tegak sampai umurnya sekitar 8 minggu dan memiliki daya tumbuh lebih dari 95 persen. Selain yang tumbuh tegak, terdapat juga kangkung darat yang tumbuh merambat. Sayangnya kangkung darat jenis tersebut tidaklah disukai di pasaran
2. Siapkan Lahan
Kondisi lahan sangatlah penting dalam tumbuh kembangnya tanaman kangkung. Demi hasil yang optimal, maka lahan tanam tanaman kangkung harus dipersiapkan sebaik mungkin. Pertama, cangkulah tanah yang hendak ditanam supaya tanah menjadi gembur. Kedua, buatlah bedengan selebar 1 meter dengan panjang menyesuaikan petak lahan. Tiap bedengan diberi jarak sekitar 30-40 cm untuk saluran drainase dan jalan saat memelihara dan memanen tanaman.
Di samping itu, berikan juga pupuk untuk membantu pertumbuhan biji. Terkhusus budidaya kangkung organik, pupuk dasar berasal dari jenis pupuk organik, seperti pupuk kandang atau pupuk kompos. Dalam pemakaiannya, pupuk kandang lebih praktis dimanfaatkan ketimbang pupuk kompos. Pupuk kandang cukup dikeringkan sebelum dipakai, tidak perlu persiapan yang intensif. Berbeda dengan pupuk kompos perlu persiapan yang relatif lebih lama.
Pupuk kandang sendiri dapat berasal dari berbagai kotoran hewan. Salah satunya kotoran ayam, lebih baik dipakai ketimbang kotoran yang lain karena cepat terurai. Sehingga pas untuk tanaman kangkung yang cepat tumbuh. Pemakaian awal, tebarkan pupuk kandang diatas bedengan sekitar 10 ton per hektar. Setelah itu diamkan tanah selama 2-3 hari.
3. Tanam Biji
Dalam menanam biji, terdapat dua cara tanam, ditebar dan ditugal. Cara tanam dengan ditebar langsung terhitung lebih ekonomis ketimbang dengan ditugal apalagi disemai kemudian baru dipindah. Cara tebar dilakukan dengan menebarkan biji secara langsung diatas bedengan.
Bahkan cara tanam ini tidak membutuhkan banyak orang untuk menanam, hanya saja membutuhkan tenaga kerja yang terampil supaya hasil tebar merata. Tetapi, lebih boros pada pemakaian biji karena dapat menghabiskan sekitar 5-10 kg biji per hektar. Kepadatan tanamannya juga menjadi tidak proporsional. Mestinya per hektar ditumbuhi 50.000 pohon hektar menjadi tidak bisa diatur.
Selanjutnya, cara tanam ditugal. Cara ini dapat mengatur kesesuaian kepadatan tanaman. Sebab, biji akan ditanam pada lubang yang telah dibuat. Antar lubang diberi jaraj 10 x 5 cm dan setiap lubangnya diisi 2-3 butir biji. Tetapi, cara tanam ini membutuhkan banyak tenaga kerja, bila tidak maka proses penanaman akan berlangsung lama. Namun, penugalan tidak perlu lubang yang dalam karena akar tanaman kangkung tidak terlalu kuat.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kangkung tidaklah rumit apalagi banyak syarat. Misal, soal pemberian pupuk, tanaman kangkung tidaklah memerlukan pemupukan yang intensif. Bahkan pemupukan pada awal tanam sudah mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman kangkung hingga siap panen. Tetapi, hal ini tergantung pada kondisi kesuburan tanah lahan tanam.
Bila lahan tanam sebelumnya bekas lahan tumbuhan kacang-kacangan, maka biasanya lahan tanam tidak perlu diberi pupuk. Namun, bila warna hijau pada tanaman memudar dan tanaman terlihat kurang subur, maka perlu dilakukan pemupukan tambahan. Terlebih tanaman kangkung sangatlah responsif terhadap nitrogen. Pupuk dapat berasal dari pupuk kandang kotoran ayam yang dicampur dengan sekam atau kompos yang kaya nitrogen.
Selain pemupukan, penyiraman juga perlu diperhatikan. Kangkung darat membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh. Bila hujan terlalu tinggi maka daun yang tumbuh akan jelek. Tetapi bila musim kemarau, harus dilakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore hari.
Namun, bila tanaman nampak layu dan menguning pada siang hari, maka lakukanlah penyiraman sesering mungkin. Kurangnya kebutuhan air pada siang hari dapat membuat tanaman menjadi mati.
Selanjutnya, penyiangan. Disaat gulma disekitar tanaman banyak tumbuh, segera cabut hama gulma tersebut. Meskipun tanaman kangkung cepat tumbuh dan panen. Tetapi tidak menutup kemungkinan gulma juga akan ikut tumbuh cepat di sekitar tanaman kangkung.
Selain gulma, terdapat beberapa hama yang mengganggu tanaman kangkung, diantaranya ulat grayak (Spodotera Litura), belalang, dan kutu daun dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Serangan ulat grayak membuat daun-daun menjadi bolong-bolong dan pinggiran daun bergerigi karena gigitan ulat tersebut. Adapun serangan kutu daun menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan daunnya melengkung karena cairan tanaman diserap oleh kutu.
Tanaman kangkung seringkali terjangkit penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak putih pada daun yang lama-kelamaan akan meluas. Jika tanaman kangkung darat organik terjangkit penyakit ini maka pengobatannya mesti dilakukan secara terpadu.
Pencegahan terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan rotasi tanam dan mengatur jarak tanam antar tanaman serta penyiraman tanaman secara tepat. Akan tetapi, jika hama dan penyakit telah menyerang secara parah, maka dengan terpaksa pakailah pestisida hayati, seperti gadung, daun rimba, dan sereh wangi.
5. Panen Kangkung
Dari masa awal tanam hingga panen, biasanya berlangsung selama 30-45 hari. Adapun untuk memanenya dapat dilakukan dengan dua cara, dipotong atau dicabut. Biasanya untuk kangkung organik dipanen dengan dicabut. Sebab, konsumen kangkung organik di pasar-pasar modern menyukai kangkung yang lengkap dengan akarnya. Seusai dicabut, cucilah kangkung dengan air mengalir jika akan dikemas untuk dijajakan di pasar.
Hal ini untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan berbahaya yang ada pada kangkung. Dan untuk tempat penyimpanannya, kangkung harus berada di tempat yang lembab dan terhindar dari sengatan matahari secara langsung.
Hasil panen kangkung darat organik berbeda dengan hasil budidaya konvensional. Produk organik lebih terjamin dari kontaminan zat kimia berbahaya. Hal itulah yang membuat produk organik diminati masyarakat dan memiliki harga yang tinggi.
Penutup
Nah, demikian ulasan tulisan sinautani.com mengenai budidaya kangkung. Silahkan Sobat Tani mencobanya. Semoga berhasil ya.